Uploaded byZaki Yazid 0% found this document useful 0 votes252 views3 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes252 views3 pagesResensi Tenggelamnya Kapal Van Der WijkUploaded byZaki Yazid Full descriptionJump to Page You are on page 1of 3Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.AReview on Tenggelamnya Kapal van der Wijck. Orientation. Tenggelamnya Kapal Van der Wijck (The Sinking of the Van der Wijck) is a 2013 Indonesian romantic drama film directed by Sunil Soraya and written by Imam Tantowi and Dhony Dirgantoro. The film casts Pevita Pearce, Herjunot Ali and Reza Rahadian as the main leads. The movie is based on Hamka's novel, Tenggelamnya Kapal van der Wijck RESENSI NOVEL “TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK” Judul buku Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Penulis buku Hamka Haji Abdul Malik Karim Amrullah Penerbit buku PT Bulan Bintang Jenis media Cetak kulit keras dan lunak Gendre Novel Tebal buku 224 Halaman, 21 cm Tahun terbit 1938 Identifikasi unsur-unsur intrinsik novel 1. Tema. Novel karya Hamka yang berjudul “ Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”, yang bertema tentang cinta yang sejati, tulus dan cinta yang setia antara laki-laki dan perempuan tetapi tidak dapat dipersatukan dan tak tersampaikan karena tradisi adat Minangkabau yang begitu mengikat dan terlalu mendiskriminasi adat pada saat itu. 2 Alur. Menggunakan Alur maju-mundur. 3. Latar/setting. a. Waktu 1. Siang. 2. Matahari telah hampir masuk kedalam peraduannya 3. Malam ....bunyi jangkrik disudut rumah yang memecah sunyinya malam 4. Senja diwaktu Senja demikian... 5. Senin, 19 Oktober 1936, pagi Pagi-pagi, senin 19 Oktober 1936, kapal Van der Wijck dari mengkasar... 6. Pukul 10 malam kira-kira pukul 10 malam dibuka pula matanya. Bagi orang yang tahu.. 7. 20 Oktober pukul 1 malam .....,20 Oktober aneta. Pada pukul 1 tadi malam b. Tempat 1. Desa Batipuh, Minangkabau Kampung halaman Zainudin 2. Makassar 3. Jakarta, dirumah muluk dan zainudin 4. Surabaya Rumah aziz dan Hayati 5. Penampungan Korban tenggelamnya kapal Van Der Wijk surabaya c. Suasana 1. Mengharukan saat Hayati menerima cinta Zainuddin ketika Zainuddin menyatakan lewat surat dan bertemu di bentang sawah milik Datuk 2. Menyedihkan dan kecewa ketika Zainuddin hidup dengan sengsara, permintaan Zainuddin di tolak oleh keluarganya ayati, ketika Hayatimeninggal 3. Menyenangkan saat pertama Zainuddin bercakap-cakap dengan Hayati. ....” alangkah beruntungnya... mukanya amat jernih, matanya penuh dengan rahasia kesucian dan tabiatnya gembira...” Amanat Setiap sesuatu itu dapat diambil hikmahnya,Dalam menghadapi liku-liku kehidupan hendaknya selalu sabar dan tabah tanpa lupa dengan ikhtiar dan tawakal,Suatu usaha harus kita coba dalam beberapa hal,Kemiskinan bukanlah penghalang bagi keberhasilan Alur Alur Maju karna pengarang menyuguhkan kisah zainudin dari awal hingga zainudin meninggal akhirnya. Sudut pandang Dalam Novel Tenggelamnya kapal Van Der Wijk sudut pandang yang digunakan adalah pandangan orang ketiga karena lebih banyak memakai kata ganti orang “dia” maupun juga nama si tokoh . Gaya Penulisan Gaya penulisan novel ini adalah bahasa yang sedang trend dimasanya. Hal ini tampak jelas dengan banyaknya penulisan dengan gaya ejaan Indonesia lama. Pengaruh Melayu juga dapat kita lihat dengan jelas yang ditandai dengan penggunaan pantun dan sajak. Nilai Nilai yang di bahas adalah nilai sosial, budaya dan agama. Karna dalam novel inii membahas tentang keturunan, Pelajaran-pelajaran hidup dan juga kesenggangan sosial yang terjadi di masyarakatnya. Penokohan. 1. Zainudin Sopan santun, iba hati, sabar, baik hatinya, tidak sombong 2. Hayati Cantik, mudah tersentuh hatinya 3. Pandekar Sutan Sopan santun, tegar, penyabar, berani, penyayang 4. Daeng Habibah Setia, lemah lembut 5. Mak Base sabar, baik, setia, amanah, 6. Datuk Mantari Labih Serakah, tidak adil 7. Dt.. wibawa, bijaksana 8. Muluk Setia, baik, mudah bergaul 9. Azis Gagah, gaul, kaya 10. Mamak peduli 11. Daeng Manippi Baik 12. Khadijah Mata duitan, suka menghasut Sinopsis menceritakan kembali Pada zaman dahulu ada seorang anak bernama Zainudin, dia dari kecil hingga besar selalu dirundungi kemalangan. Dia anak dari Pandekar Sutan dan Daeng Habibah. Ibunya meninggal dunia ketika dia baru berumur 9 bulan. Ayahnya adalah anak buangan. Dia dibuang dari negerinya yang bersuku, berlembaga serta berninik mamak. Negerinya itu berkaum kepada kaum perempuan. Malang nasib seorang anak laki-laki jika tidak mempunyai saudara perempuan. Inilah nasib Pandekar Sutan. Ketika Ibunya meninggal hartanya menjadi milik mamaknya. Hidupnya jadi terlantar karena mamaknya Datuk Mantari Labih adalah seorang yang serakah dan tidak adil. Malang nasib Zainudin karena dalam negeri ibunya dia dianggap sebagai orang asing dan didalam negeri ayahnya dia juga dianggap orang asing pula. Zainudin penasaran dengan keindahan negeri ayahnya. Ia pun memutuskan untuk pergi merantau ke negeri ayahnya. Dengan berat hati Mak Base melepaskannya. Di sana ia bertemu dengan seorang wanita bernama Hayati. Mereka saling mencintai dan sering berkirim-kiriman surat. Namun sayangnya di sana orang-orang belum mengenal dengan percintaan suci. Mereka memandang perbuatan Zainudin dan Hayati adalah suatu perbuatan yang menyalahi adat. Para kaum hawa yang belum kawin sangat marah dengan Hayati karena mereka merasa dipermalukan dan direndahkan derajatnya seakan-akan kampung tak berpenjaga. Terlebih-lebih persukuan Hayati yang merasa dihinakan. Mamak Hayati Dt.. sangat marah. Dengan cara halus Zainudin diusir dari Batipuh. Dia pergi ke Padang Panjang. Di sana ia tinggal di rumah seorang janda tua ber-anakkan satu. Tak berapa lama dia tinggal di Padang Panjang dia mendapatkan surat dari Mengkasar yang isinya memberitahukan bahwa Mak Basenya telah meninggal dunia dan dalam surat itu terdapat uang sebanyak yaitu uang ayahnya untuknya yang disimpankan oleh Mak Basenya. Dia tidak terlalu lama terlarut dalam kesedihan. Dengan uang Rp3000,- ia berani untuk meminang Hayati. Dia tuliskan surat untuk mamak Hayati Dt.. tetapi tidak diberitahukannya bahwa dia sudah ber-uang. Sayangnya niat baiknya ditolak oleh keluarga hayati. Namun dia masih tegar karena di benaknya Hayati masih mencintainya. Namun pikirannya itu hilang ketika teman Hayati Khadijah mengirimkan surat kepada Zainudin yang isinya memberitahukan bahwa Hayati telah bertunangan dengan kakaknya Azis. Hati Zainudin sangat terpukul mendengar hal itu. Zainudin terlihat sangat pucat, mamak pun menanyakan ada apa dengan Zainudin namun tak mau jujur. Mamak pun menyarankan agar Zainudin bertemu dengan Muluk anaknya, mungkin dapat menolong masalahnya. Zainudin pun setuju. Zainudin dan Muluk menjadi teman akrab sehidup semati. Muluk banyak memberikan informasi tentang calon suami Hayati yang ternyata berperangai kurang baik. Zainudin tidak rela jika Hayati disakiti oleh orang lain. Zainudin memberitahukan Hayati tentang hal ini namun Hayati tidak memperdulikannya. Ketika hari pernikahan Hayati dengan Azis tiba Zainudin sakit keras sehingga tak ada kemungkinan lagi untuknya hidup. Namun ternyata 2 bulan kemudian penyakitnya mulai sembuh. Ternyata Allah masih sayang kepadanya. Semangat hidupnya mulai bangkit lagi. Dia menjalani hidupnya yang baru bersama Muluk. Dia merantau dengan Muluk ke tanah Jawa. Usut punya usut ternyata Hayati dan suaminya juga berpindah ke Jawa. Kehidupan rumah tangganya mulai kacau ketika sudah berpindah. Azis sering minta uang kepada Zainudin. Tak berapa lama kemudian Azis dan Hayati menjadi gelandangan. Mereka dibawa Zainudin tinggal di rumahnya. Beberapa saat kemudian Azis berpamitan untuk pergi jauh mencari pekerjaan dan menitipkan Hayati kepada Zainudin. Tak berapa lama kemudian terdengar kabar bahwa Azis tewas karena bunuh diri dan mengirimkan surat kepada Hayati dan Zainudin agar mereka menikah. Namun karena emosi dan sakit hati Zainudin menolaknya dan memilih memulangkan Hayati ke kampungnya. Hayati pulang menumpangi Kapal Van Der Wijck. Alangkah malangnya nasib Hayati ternyata kapal yang ditumpanginya tenggelam. Walaupun dia selamat namun tak bertahan berapa lama dia pun meninggal dunia. Zainudin sangat terpukul dan menyesal atas keputusannya tadi karena dia sebenarnya masih mencintai Hayati. Tak berapa lama setelah Hayati wafat Zainudin pun menyusul dan kuburannya berada disamping kuburan Hayati. Identifikasi isi novel1. Paparan/narasi Pada zaman dahulu ada seorang anak bernama Zainudin, dia dari kecil hingga besar selalu dirundungi kemalangan. Dia anak dari Pandekar Sutan dan Daeng Habibah. Ibunya meninggal dunia ketika dia baru berumur 9 bulan. Ayahnya adalah anak buangan. Dia dibuang dari negerinya yang bersuku, berlembaga serta berninik mamak. Negerinya itu berkaum kepada kaum perempuan. Malang nasib seorang anak laki-laki jika tidak mempunyai saudara perempuan. Inilah nasib Pandekar Sutan. Ketika Ibunya meninggal hartanya menjadi milik mamaknya. Hidupnya jadi terlantar karena mamaknya Datuk Mantari Labih adalah seorang yang serakah dan tidak adil. 2. Konflik Zainudin penasaran dengan keindahan negeri ayahnya. Ia pun memutuskan untuk pergi merantau ke negeri ayahnya. Dengan berat hati Mak Base melepaskannya. Di sana ia bertemu dengan seorang wanita bernama Hayati. Mereka saling mencintai dan sering berkirim-kiriman surat. Namun sayangnya di sana orang-orang belum mengenal dengan percintaan suci. Mereka memandang perbuatan Zainudin dan Hayati adalah suatu perbuatan yang menyalahi adat. Para kaum hawa yang belum kawin sangat marah dengan Hayati karena mereka merasa dipermalukan dan direndahkan derajatnya seakan-akan kampung tak berpenjaga. Terlebih-lebih persukuan Hayati yang merasa dihinakan. Mamak Hayati Dt.. sangat marah. 3. Klimaks Dengan cara halus Zainudin diusir dari Batipuh. Dia pergi ke Padang Panjang. Di sana ia tinggal di rumah seorang janda tua ber-anakkan satu. Tak berapa lama dia tinggal di Padang Panjang dia mendapatkan surat dari Mengkasar yang isinya memberitahukan bahwa Mak Basenya telah meninggal dunia dan dalam surat itu terdapat uang sebanyak yaitu uang ayahnya untuknya yang disimpankan oleh Mak Basenya. Dia tidak terlalu lama terlarut dalam kesedihan. Dengan uang Rp3000,- ia berani untuk meminang Hayati. Dia tuliskan surat untuk mamak Hayati Dt.. tetapi tidak diberitahukannya bahwa dia sudah ber-uang. Sayangnya niat baiknya ditolak oleh keluarga Hayati. Namun dia masih tegar karena di benaknya Hayati masih mencintainya. Namun pikirannya itu hilang ketika teman Hayati Khadijah mengirimkan surat kepada Zainudin yang isinya memberitahukan bahwa Hayati telah bertunangan dengan kakaknya Azis. Hati Zainudin sangat terpukul mendengar hal itu 4. Peleraian Zainudin terlihat sangat pucat, mamak pun menanyakan ada apa dengan Zainudin namun tak mau jujur. Mamak pun menyarankan agar Zainudin bertemu dengan Muluk anaknya, mungkin dapat menolong masalahnya. Zainudin pun setuju. Zainudin dan Muluk menjadi teman akrab sehidup semati. Muluk banyak memberikan informasi tentang calon suami Hayati yang ternyata berperangai kurang baik. Zainudin tidak rela jika Hayati disakiti oleh orang lain. Zainudin memberitahukan Hayati tentang hal ini namun Hayati tidak memperdulikannya. Ketika hari pernikahan Hayati dengan Azis tiba Zainudin sakit keras sehingga tak ada kemungkinan lagi untuknya hidup. Namun ternyata 2 bulan kemudian penyakitnya mulai sembuh. Ternyata Allah masih sayang kepadanya. 5. Penyelesaian Semangat hidupnya mulai bangkit lagi. Dia menjalani hidupnya yang baru bersama Muluk. Dia merantau dengan Muluk ke tanah Jawa. Usut punya usut ternyata Hayati dan suaminya juga berpindah ke Jawa. Kehidupan rumah tangganya mulai kacau ketika sudah berpindah. Azis sering minta uang kepada Zainudin. Tak berapa lama kemudian Azis dan Hayati menjadi gelandangan. Mereka dibawa Zainudin tinggal di rumahnya. Beberapa saat kemudian Azis berpamitan untuk pergi jauh mencari pekerjaan dan menitipkan Hayati kepada Zainudin. Tak berapa lama kemudian terdengar kabar bahwa Azis tewas karena bunuh diri dan mengirimkan surat kepada Hayati dan Zainudin agar mereka menikah. Namun karena emosi dan sakit hati Zainudin menolaknya dan memilih memulangkan Hayati ke kampungnya. Hayati pulang menumpangi Kapal Van Der Wijck. Alangkah malangnya nasib Hayati ternyata kapal yang ditumpanginya tenggelam. Walaupun dia selamat namun tak bertahan berapa lama dia pun meninggal dunia. Zainudin sangat terpukul dan menyesal atas keputusannya tadi karena dia sebenarnya masih mencintai Hayati. Tak berapa lama setelah Hayati wafat Zainudin pun menyusul dan kuburannya berada disamping kuburan Hayati. Kelebihan buku Suatu cerita roman fiksi, yang digubah sedemikian menarik, dijalin dengan menggunaan bahasa yang halus, bebas dan terkesan apa adanya pun menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca untuk membacanya hingga akhir dari karya ini. Rangkaian peristiwa dan konflik yang disusun sedemikian rupa juga penokohan yang kuat dari setiap karakter, penggambaran latar yang tepat hingga alur cerita yang mengalun indah. Kelemahan buku Kritikan kritikan tokoh utama dalam novel ini dapat dipandang sebagai celaan terhadap adat budaya. Pengarang sering kali mengkritik unsur unsur adat budaya yang menurutnya agak menyimpang secara berlebihan walaupun dengan bahasa yang halus dan bisa menimbulkan kesan negatif pada pembaca terhadap budaya dari segi ketata bahasaan, penggunaan bahasa asli yang digunakan pengarang terkadang menyulitkan pembaca dalam menyelami karyanya. Biografi pengarang Tahun 1928, ia menjadi Ketua Cabang Muhammadiyah di Padang Panjang. Pada tahun 1929, Hamka mendirikan pusat latihan pendakwah Muhammadiyah. Dua tahun kemudian, ia menjadi konsultan Muhammadiyah di Makassar. Kemudian, ia juga terpilih menjadi ketua Majlis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh Konferensi Muhammadiyah. Ia menggantikan Sutan Mangkuto pada 1946. Pada tahun 1947, Hamka diangkat menjadi Ketua Barisan Pertahanan Nasional Indonesia. Pada 1953, Hamka terpilih sebagai Penasihat Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pada 26 Juli 1977, Menteri Agama Indonesia, Prof. Dr. Mukti Ali melantik Hamka sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia. Namun, pada 1981 ia meletakkan jabatan tersebut karena nasihatnya tidak dipedulikan oleh pemerintah Indonesia. Dari 1964 hingga 1966, Hamka selalu dipenjarakan oleh Presiden Soekarno. Ia dituduh pro-Malaysia. Selama di penjara, ia menulis Tafsir Al-Azhar yang merupakan karya ilmiah terbesarnya. Setelah keluar dari penjara, ia diangkat sebagai anggota Badan Musyawarah Kebajikan Nasional Indonesia, anggota Majelis Perjalanan Haji Indonesia, dan anggota Lembaga Kebudayaan Nasional Indonesia. Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik. Hamka juga seorang wartawan, penulis, dan editor. Sejak 1920-an, ia menjadi wartawan beberapa surat kabar, seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam, dan Seruan Muhammadiyah. Pada 1928, ia menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada 1932, ia menerbitkan majalah Al-Mahdi di Makasar. Ia juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat, dan Gema Islam. Hamka juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif, seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya adalah Tafsir Al-Azhar 5 jilid. Di antara novel-novelnya yang mendapat perhatian umum dan menjadi buku teks sastra di Malaysia dan Singapura adalah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, Di Bawah Lindungan Ka’bah, dan Merantau ke Deli. Hamka pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat nasional dan antarabaangsa, seperti kehormatan Doctor Honoris Causa, Universitas Al-Azhar pada 1958, Doktor Honoris Causa, Universitas Kebangsaan Malaysia pada 1974, dan gelar Datuk Indono dan Pangeran Wiroguno dari pemerintah Indonesia. Hamka wafat pada 24 Juli 1981. Jasa dan pengaruh Hamka masih tersisa hingga kini dalam memartabatkan agama Islam. Ia bukan saja diterima sebagai tokoh, ulama, sastrawan di tanah kelahirannya. Jasa Hamka juga dikenal di Malaysia dan Singapura.
RESENSINOVEL "TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK" Selain itu, kami berharap semoga laporan resensi buku TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan menjadi referensi untuk menambah pengetahuan umum. Oleh karena itu, kami mengharap segala kritik dan saran yang membangun dan dapat menjadikan laporan ini
Pengarang BUYA HAMKAPenerbit PT. Bulan BintangTahun Terbit 1984Tempat Terbit JakartaTebal 140 Halaman/28 BabSinopsis Novel Tenggelamnya Kapal Van Der WijckNovel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck ini mengisahkan tetang cinta, adat, keturunan, dan kekayaan. Semua itu masuk dalam kisah yang dibungkus oleh BUYA HAMKA dalm novel Tenggelmanya Kapal Van Der Wijck ini. Kisah cinta abadi dari Zainuddin dan Hayati yang tak lekang oleh waktu, tak terpisah oleh dunia dan pincangnya adat di negeri Minang. Minang kabau sebagai salah satu suku yang memegang tegus adat dan tradisi. Keturunan dan kekayaan menjadi Juga Sinopsis novel bidadari bidadari surgaRingkasan Novel Tenggelamnya Kapal Van Der WijckCinta suci Zainuddin untuk Hayati terhalang oleh keturunan dan kemiskinan. Zainuddin yang merupakan keturuna campuran Minang dan Bugis tidak mendapat pengakuan sebagai suku Minang asli, karena ibunya bersuku Bugis. Cinta mereka pun terhalang dan Hayati menikah dengan Aziz, seorang Minang asli dan kaya. Zainuddin setia dan tetap hidup dengan dirinya dan karya-karyanya. Zainuddin pindah ke Pulau Jawa bersama bang Muluk sahabatnya dan menemukan titik kesuksesan disana Surabaya. Hayati dan Aziz akhirnya berpisah, Aziz mati bunuh diri dan Hayati yang demawan tidak ingin melihat Hayati menderita, meskipun Hayati telah menjadi janda, Zainuddin tidak menikahi diminta untuk pulang ke Padang menaiki kapal Belanda termewah yaitu Kapal Van Der Wijck yang berlabuh ke laut Andalas. Hingga saatnya tiba Hayati pulang dan tak kembali lagi seiring dengan kecelakaan yang menenggelamkan Kapal Van Der Wijck tersebut. Nyawa Hayati tidak dapat Juga Kumpulan Resensi NovelZainuddin merasa menyesal atas keputusannya menyuruh Hayati kembali ke Padang. Setelah hayati meningeal dalam peristiwa itu, Zainuddin setiap hati mendatangi kubur Hayati, ia hidup dalam baying cintanya yang tetap ada dihatinya, Zainuddin semakin rapuh dan sakit-sakitan, Zainuddin yang terkenal dengan karya-karya hikayatnya kini telah tenggelam bersama bayang dan angan bersama setahun kemudian Zainuddin menyusul hayati kea lam abadi. Zainuddin meninggalkan harta benda melimpah dan karya-karya sastranya yang indah. Saat maut menjemputnya Zainuddin menyelesaikan kisah hikayat cintanya bersama Hayati dalam tulisan terkahirnya yang berjudul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Zainuddinpun di kubur bersama angan dan cintanya yang abadi di samping kubur Hayati sang kekasih Novel Tenggelamnya Kapal Van Der WijckNovel ini mengembangkan jiwa, menjadikan pembaca merasa berada langsung pada periode dan tempat yang ada dalam novel. Buya Hamka membawa pembaca pada periode saat Indonesia masih berada dalam dunia penjajahan. Dibalut dengan kisah cinta yang suci begitu menghaluskan jiwa. Buya Hamka menggambarkan Negeri Padang dengan begitu indah dan NovelNovel ini meskipun telah di cetak ulang sebanyak 16 cetakan, gaya bahasanya telah disempurnakan sesuai dengan EYD, namun tetap saja basahanya masih belum sempurna. Begitu juga dengan adat yang diceritakan dalam novel ini sangat tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, manusia yang berhak mendapat mendapat cinta, pengakuan, dan Juga Resensi Novel Laskar PelangiManfaat NovelManfaat yang dirasakan saat membaca novel ini adalah mampu membuat pembaca kembali mengingat sejarah Indonesia pada era sebelum kemerdekaan. NovelTenggelamnya kapal Van Der Wijck karya Hamka ini mengisahkan persoalan adat yang berlaku di Minangkabaudan perbedaan latar belakang sosial 3 yang menghalangi hubungan cinta sepasang kekasih hingga berakhir dengan kematian. Pada penelitian ini, penulis meneliti pada unsur penokohan dalam novel Tenggelamnya kapal Van Der Wijck karya Hamka. September 20, 2022 412 am . 5 min read Resensi novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck ini merupakan karya Buya Hamka yang cukup terkenal. Kamu akan tahu resensi novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck di artikel ini. Resensi novel ini mengangkat identitas novel, intrinsik, juga ekstrinsik secara lengkap. Bukan hanya itu kamu juga akan tahu kekurangan dan kelebihan dari novel tersebut. Resensi Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Berikut merupakan resensi novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, diantaranya adalah 1. Identitas Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Judul NovelTenggelamnya Kapal Van Der WijckPenulisBuya HamkaPenerbitBalai PustakaKategoriRoamnceTahun Terbit1951 Novel karya Buya Hamka ini merupakan novel terbaik pada masanya dimana novel tersebut telah mengalami 16 kali cetak saking larisnya. Selain itu pula novel ini berhasil di angkat ke layar lebar dengan jumlah penonton yang tak kalah banyaknya. 2. Sinopsis Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Novel ini mengisahkan tentang cinta, adat, keturunan dan kekayaan. Cinta suci Zainuddin untuk Hayati yang terhalang oleh keturunan dan kemiskinan. Zainuddin yang merupakan keturunan campuran Minang dan Bugis tidak mendapatkan pengakuan sebagai suku Minang dan lamarannya di tolak. Pelamar lain bernama Aziz yang dari keturunan Minang asli dan kaya raya tentunya ia yang menang dalam lamaran tersebut. Meski Hayati cinta akan Zainuddin namun ia harus menerima adat Minangkabau tersebut. Zainuddin yang kecewa pun pergi bersama Muluk sahabatnya ke Jakarta dan kota tersebutlah merupakan kota pertama mereka di pulau Jawa. Lalu ia berpindah ke Surabaya dan jadilah disana ia penulis terkenal dan sukses. Aziz yang kehilangan pekerjaannya pun mengajak Hayati untuk ke Surabaya dan menumpanglah mereka ke rumah Zainuddin. Karena keluarga Aziz dan Hayati tidak baik-baik saja. Aziz akhirnya memutuskan bunuh diri dan menitipkan Hayati pada Zainuddin. Namun, karena terlanjur sakit hati Zainuddin menolaknya malah memberikannya tiket kapal untuk pulang. Hayati yang bingung dan kecewa akhirnya menuruti apa yang Zainuddin kehendaki. Hayati pulang tapi bukan ke kampung halamannya tapi ke tempat yang abadi selamanya. 3. Kelebihan Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Berikut merupakan kelebihan dari novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, daintaranya adalah Novel ini disajikan dengan bahasa yang mampu membuat pembaca merasakan apa yang di alami oleh latar tempat dan suasana membuat kita bisa membayangkan suasana yang terjadi pada saat Indonesia di jaman penjajahan dengan bahasa halus dan cinta yang lembut membuat para pembaca terbawa suasana. Begitu kesedihan yang mendalam dari para tokohnya membuat kita meneteskan air mata. 4. Kekurangan Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Sama halnya dengan novel lainnya novel ini pun masih ada kekurangan, diantaranya adalah Masih adanya EYD yang tidak sesuai meski sudah 16 kali yang diceritakan tidak sesuai dengan nilai kemanusiaan, yaitu dimana manusia berhak mendapatkan cinta, pengakuan dan keluarga. 5. Unsur Intrinsik Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Berikut merupakan unsur intrinsik dari novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, diantaranya adalah Tema Novel ini memiliki tema tentang cinta sejati, tulus dan cinta setia dari seorang lelaki dan perempuan namun mereka tidak bisa bersama karena adat tradisi dari Minangkabau yang terlalu mendiskriminasi adat lainnya pada saat itu. Tokoh dan Penokohan Zainuddin tokoh protagonis ia merupakan lelaki yang cukup tampan, alim, setia, dan memiliki ambisi yang tokoh protagonis ia merupakan sosok gadis yang cantik baik hati, lembut, penurut adat, sederhana, dan memiliki tokoh antagonis yang merupakan seorang lelaki boros, suka berpoya-poya, tidak memiliki tujuan hidup, dan tidak perempuan yang berwatak keras, dan senang mempengaruhi orang tokoh pendukung lainnya seperti Mak Base, Muluk, Daeng Masiga, dan Mak Tengah Limah. Alur Alur yang terdapat dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck ini adalah memiliki alur campuran. Dimana terdapat alur maju dan alur mundur di dalamnya. Latar Waktu Latar waktu yang terdapat dalam novel ini adalah pagi, siang, sore dan malam hari. Latar Tempat Berikut merupakan latar tempat dalam novel ini, diantaranya adalah Makasar, di sinilah tempat Zainuddin Batipuh, di sini saat Zainuddin dan Hayati Panjang tempat ini Zainuddin mendalami ilmu di sinilah pertama kalinya Zainuddin dan Muluk ke tempat inilah yang menjadikan Zainuddin mendapatkan pekerjaan dan menjadi orang dan tempat inilah Zainuddin dan Hayati bertemu untuk terakhir kalinya ketika kapal van der wijck tenggelam. Sudut Pandang Sudut pandang yang terdapat dalam novel ini yaitu menggunakan sudut pandang orang ketiga. Gaya Bahasa Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini adalah gaya bahasa Melayu kental dipadukan dengan bahasa Minangkabau. Amanat Berikut merupakan amanat yang terkandung dalam novel ini adalah Cinta yang tulus dari hati adalah cinta yang tak memaksakan kehendak diri sendiri untuk bisa memiliki. Namun cinta yang tulus adalah tetap mendo’akan yang kita cintai dengan do’a cinta menyakiti namun cinta harus tetap di jaga dengan menangis itu manusiawi namun jangan pernah putus asa dan tetaplah memiliki tujuan kita bersungguh-sungguh maka kita bisa meraih impian kita dengan cara yang kita sukai. 6. Unsur Ekstrinsik Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Berikut merupakan unsur ekstrinsik dari novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck diantaranya adalah Nilai Sosial Nilai sosial yang terkandung dalam novel ini adalah ketika Hayati menghargai adat dari keluarganya. Dan bagaimana Zainuddin yang bersahabat dengan Muluk bagai saudara. Nilai Moral Nilai moral yang terkandung dalam novel Tenggelamnya kapal Van Der Wijck ini adalah bagaimana menghormati dan juga menghargai istri/suami orang lain seperti yang dilakukan Zainuddin terhadap Aziz dan Hayati. Nilai Budaya Nilai budaya yang terkandung dalam novel ini adalah dimana adat perkawinan yang harus sesuai adat seperti yang dilakukan oleh keluarga Hayati yaitu erat dengan adat Minangkabau. Nilai Agama Nilai agam yang terdapat dalam novel ini adalah ketika Zainuddin yang pergi jauh untuk menuntut ilmu agama itu adalah merupakan bukti bahwa Zainuddin adalah orang taat beragama dan memegang teguh agamanya yaitu agama islam. 7. Pesan Moral Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Pesan moral merupakan bagian terakhir dari Resensi Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Dan pesan moralnya yaitu adalah mengajarkan kita bersikap tanpa emosi namun salah mengambil keputusan membuat orang lain mengalami dampak yang luar biasa. Jadi berhati-hatilah mengambil keputusan dan sikap.UHAMKAJakarta) menulis jurnal berjudul ―Perubahan Makna dalam Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Hamka‖. Ia menganalisis perubahan makna yang terjadi dan menemukan bahwa Hamka dalam penyampaian alur, latar, dan penokohan menggunakan kata-kata yang mengalami perubahan makna, seperti meluas, menyempit, total, penghalusan dan